TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah pengemudi ojek online menaruh perhatian pada debat capres pertama yang bakal berlangsung di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, besok Kamis malam, 17 Januari 2019.
Fransiskus Handoko, salah satunya. Pengemudi ojek online berusia 37 tahun itu menunggu debat putaran pertama yang bakal disiarkan langsung di sejumlah stasiun televisi besok malam.
Baca : KPU Izinkan Tiap Kubu Bawa 100 Pendukung ke Ruangan Debat Capres
"Adanya debat besok malam jadi bisa melihat jeroan pasangan calon secara personel. Saya memang menunggunya," kata Fransiskus saat ditemui di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu,16 Januari 2019.
Debat pertama pilpres 2019 yang berlangsung besok malam mengangkat tema, hukum, HAM, korupsi, dan terorisme. Menurut Fransiskus, paparan ide calon presiden dalam debat bakal menjadi pertimbangannya dalam menentukan pilihan.
Selain itu, janji yang ditawarkan juga bakal menjadi pertimbangannya dalam menentukan pilihan. "Meski nanti belum tentu ditepati semuanya."
Ia berharap pemimpin Indonesia kedepan mampu menjaga kestabilan harga kebutuhan pokok dan mudah mencari pekerjaan. "Sekarang kebutuhan pokok tinggi. Berat dengan pendapatan yang sekarang," kata warga Cengkareng, Jakarta Barat itu.
Pengemudi ojek online lainnya, Rudy Febrianto, 32 tahun, berharap siapa pun presiden yang terpilih dalam pemilu tahun ini bisa membantu membuat regulasi yang jelas untuk pengemudi ojek maupun taksi online.
"Sampai sekarang kami seperti belum diakui. Apalagi kami dianggap mitra yang nasibnya bisa kapan saja diputus," ujarnya.
Selain itu, tarif ojek online pun sepenuhnya dikendalikan oleh operator. Menurut Rudy, tarif ojek online saat ini sangat rendah. "Pemerintah yang akan datang harus mengatur ini. Sebab, jutaan orang menggantungkan hidup dari pekerjaan ini," ucapnya.
Simak juga :
Polisi Siapkan 1.600 Personel Amankan Debat Capres
Sutimin, 49 tahun, pengemudi lainnya, berharap hal yang sama seperti Rudy. Ia berharap pemerintah membuat payung hukum yang jelas untuk ojek online.
"Sampai sekarang belum ada aturan yang jelas mengatur ojek online. Jadi nasib kami semuanya diserahkan ke operator," katanya. "Saya harap dalam debat capres ada yang perhatikan nasib kami juga."